KERJA BAKTI. Suasana kerja
bakti di lokasi pabrik jagung milik Unismuh Makassar, di Kampung Doja,
Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Ahad, 07 Mei 2017. Tampak Rektor Dr
Abdul Rahman Rahim (paling kanan) dan Wakil Rektor II Dr Andi Sukri Syamsuri.
(Foto: Nasrullah/Humas Unismuh Makassar)
---------
Larangan Merokok
Juga Berlaku di Pabrik Jagung Unismuh
Sejak diberlakukannya larangan merokok
bagi seluruh civitas akademika Unismuh Makassar, mulai dari rektor, wakil
rektor, pengurus Badan Pembina Harian (BPH), dekan, wakil dekan, prodi,
jurusan, dosen, karyawan, hingga mahasiswa, sejak itu pula tidak ada lagi yang
berani merokok di dalam areal kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin 259,
Makassar.
Meskipun masih ada beberapa orang yang
sering kedapatan merokok, tetapi itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, karena
masih ada satu dua dosen, maupun
karyawan dan juga mahasiswa yang belum bisa menahan jika tidak merokok
dalam sehari.
Tetapi secara umum larangan ini sudah
mulai ditaati. Makin hari makin banyak yang sadar, terutama tidak membawa rokok
ke kampus. Bahkan ada informasi yang diperoleh, kalau larangan merokok bagi yang
sudah berkeluarga ini mendapat dukungan dari para istri mereka di rumah.
Pertanyaannya kemudian, apakah larangan
merokok ini juga tetap berlaku di luar kampus? Taruhlah saat rektor dan Ketua
BPH bersama sejumlah dosen dan karyawan melakukan bersih-bersih di Lokasi
Gudang Pabrik Jagung Unismuh, Kampung Doja, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa,
Ahad, 07 Mei 2017.
Rupanya banyak yang salah kaprah, bahwa
dikiranya, jika sudah di luar kampus larangan merokok sudah tidak berlaku.
“Larangan merokok bagi warga kampus Muhammadiyah dimanapun
berada, apalagi berada di lokasi milik Unismuh, termasuk di lokasi pabrik,
larangan merokok tetap berlaku,” tegas Ketua BPH Unismuh Makassar, Dr HM Syaiful
Saleh.
Mantan Asisten II Pemkot Makassar ini
merasa bersyukur larangan merokok ini sudah mulai ditaati. Dosen yang biasanya
masih sulit untuk tidak merokok, dalam pejalanan waktu sudah mulai bisa menahan tidak merokok.
“Kenapa dilarang merokok? Ini juga demi
menjaga kesehatan mereka. Bayangkan di usia yang masih produktif, dia bisa
sakit-sakitan karena pengaruh merokok,” kata Syaiful Saleh yang juga Wakil
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel. (nas/win)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar