SILATURRAHIM. Mendikbud Prof Muhadjir Effendy (paling kiri) memberikan kata sambutan, didampingi Rektor Unismuh Makassar Dr Abdul Rahman Rahim (tengah) dan Ketua Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse, pada acara kunjungan silaturrahim dengan sivitas akademika Unismuh Makassar serta pengurus dan kader Muhammadiyah, di Aula Gedung Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Rabu, 16 November 2016. (Foto: Andriani/Humas Unismuh Makassar)
----------
Muhadjir Effendy Bersilaturrahim ke Unismuh Makassar
Para pimpinan dan sivitas akademika
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyambut dengan penuh antusias
kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof Muhadjir
Effendy, di Aula Gedung Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar, Rabu, 16 November
2016.
Kedatangan Muhadjir Effendy selaku
Mendikbud RI merupakan kunjungan resmi dalam rangka kunjungan kerja dan
bersilaturrahim dengan pejabat dan sivitas akademika Unismuh Makassar dan
pimpinan Muhammadiyah Wilayah Sulsel.
Di awal sambutannya di hadapan sivitas
akademika Unismuh Makassar, Prof. Muhadjir menyampaikan ucapan selamat kepada
Dr Abdul Rahman Rahim, atas terpilihnya sebagai Rektor Unismuh Makassar periode
2016-2020, dan kepada mantan Rektor Unismuh Makassar Prof Irwan Akib, Mendikbud
mengucapkan selamat atas gelar professor yang telah diraihnya.
“Sahabat karib saya, Prof Irwan Akib,
selamat atas gelar profesornya. Dan pak rektor, selamat atas terpilihnya
sebagai Rektor Unismuh. Saya baru pada kesempatan ini mengucapkan selamat,”
ungkap Muhadjir sambil tersenyum dan juga disambut tepuk-tangan para audiens.
Muhadjir menyampaikan pula beberapa hal
yang bersifat umum dan terkhusus pada aspek-aspek kebijakan dalam peningkatan
dunia pendidikan, serta mengungkapkan bahwa perkembangan secara nasional
sekarang ini sudah cukup baik dan secara ekonomi juga sudah baik terutama tax
amnesti.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan bahwa
kasus Ahok sangat luar biasa mengguncang Indonesia, yang tentunya sangat
berpengaruh baik secara politik, ekonomi maupun aspek yang lain, termasuk juga
telah mengganggu keharmonisan hubungan bukan hanya antar umat beragama tetapi
juga internal umat beragama.
Meskipun demikian, Mendikbud meminta
pihak Muhammadiyah untuk menyikapi kasus ini dengan tidak berlebihan, karena
proses hukum sudah berjalan dengan baik demi menjaga ketentraman antar agama
dan keutuhan Indonesia.
Terkait dengan aspek pendidikan, Muhadjir
mengungkapkan bahwa ada salah satu program yang sudah lama dicanamkan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan tapi belum terealisasi di Indonesia, yaitu
pentingnya pendidikan karakter atau pendidikan berbasis karakter.
“Gagasan ini sudah dimatangkan, baik bersama
Presiden maupun bersama Wakil Presiden. Bahkan sebetulnya K13 itu sendiri,
semula gagasan awalnya adalah pendidikan karakter,” jelas Muhadjir.
Selain itu, Muhadjir juga menghimbau
pihak Muhammadiyah untuk mendukung dan merealisasikan program-program
pendidikan karekter di sekolah-sekolah dan program membangun sekolah-sekolah di
daerah terpencil dan menjajaki membangun Sekolah Menengah Pertama, serta
membangun sekolah laboratorium untuk kegiatan profesi dan pengabdian
masyarakat. (hh/win)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar